Header Ads

KONTROL DIRI dan CARA MENGENDALIKANNYA



Assalamua’laikum warohmatullah wa barokatuh




Seberapa Jauh Agan Mengenal Diri Agan? Coba Baca Hal Sederhana Berikut Ini


    Untuk para pembaca.…. kali ini saya akan membahas bagaimana cara agar kita dapat mengontrol diri.

    yupp menurut, saya kontrol diri adalah menahan hawa nafsu dari amarah yang sedang tidak bisa ditahan lagi,atau bisa diartikan juga kontrol diri adalah suatu proses menahan hawa nafsu.


Oke,langsung aja kita ke tujuan kita yaitu bagaimana caranya agar kita dapat mengontrol diri,kontrol diri menurut saya dibagi menjadi 2 yaitu : kontrol diri terhadap hawa nafsu dan kontrol diri terhadap emosi atau amarah yang sedang bergejolak ….hmm,baiklah kita akan bahas satu-satu,.

Yang pertama adalah  mengontrol diri dari hawa nafsu caranya  yaitu :




1. Menyadari bahwa nafsu adalah dinding pagar yang mengitari jahannam.
 Hasil gambar untuk kesadaran diri

       Barang siapa yang terseret ke dalam nafsu, berarti dia terseret ke dalam neraka.
Sabda nabi,
“Surga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan neraka itu dikelilingi dengan berbagai syahwat.”
Orang yang mengikuti nafsu dikhawatirkan akan lepas dari iman, sementara dia tidak menyadarinya. Mengikuti nafsu bias menutup pintu taufik bagi manusia dan membuka pintu penyesalan.


2. Memanjakan nafsu berarti merusak akal dan fikirannya dan itu berarti mengkhianati Allah dalam hal penggunaan akal.

Hasil gambar untuk memanjakan nafsu


           Mengikuti nafsu membuat hamba tidak bias bangkit untuk mencapai syurga bersama-sama dengan orang yang berhasil mendapatkannya.
Muhammad bin Abdul Warad berkata, “Sesungguhnya Allah mempunyai satu hari, siapa yang tunduk kepada nafsunya tidak akan bisa selamat dari siksaan-Nya. Di antara orang-orang yang jatuh dan tidak bisa bangkit pada hari kiamat ialah orang yang tunduk kepada nafsunya.”

3. Menyadari bahwa dengan menentang nafsu akan menghasilkan kekuatan tubuh, hati dan lidah manusia.

Orang salaf berkata, “Orangyang mampu mengalahkan hawa nafsunya lebih kuat daripada orang yang mampu menaklukkan sebuah kota sendirian.” Orang yang paling ksatria adalah yang paling keras menentang hawa nafsunya.
Muawiyah berkata, “Sifat ksatria ialah yang meninggalkan syahwat dan menentang hawa nafsu. Mengikuti hawa nafsu berarti mengurangi sifat ksatria.” Memerangi nafsu lebih hebat dan lebih berat daripada memerangi orang-orang kafir.
Menentang nafsu bisa menyelamatkan penyakit hati dan badan sedangkan mengikutinya akan mendatangkan penyakit hati dan badan. Semua penyakit hati berasal dari mengikuti nafsu. Jika kita meneliti berbagai penyakit badan maka sebagian beasr berasal dari memperturutkan hawa nafsu.


4. Melibatkan hati dalam mempertimbangkan akibat nafsu, sehingga dia bisa mengetahui seberapa banyak nafsu itu meloloskan ketaatan dan berapa banyak nafsu itu mendatangkan kehinaan.
Berapa banyak satu suapan yang menghalangi beberapa suapan. Berapa banyak sedikit kenikmatan yang menghilangkan beberapa kenikmatan. Berapa banyak sedikit syahwat yang menghancurkan kehormatan, menundukkan kepala, menciptakan kenangan yang buruk, mengakibatkan celaan dan aib yang tidak bisa dicuci dengan air sementara mata orang yang menuruti hawa nafsu adalah mata orang yang buta.


5. Memikirkan apa yang dituntut oleh jiwanya, lalu berkata kepada akal dan agamanya, yang nantinya akan mengabarkan bahwa apa yang dituntut itu tidak ada artinya apa-apa.
Abdullan bin Mas’ud berkata, “Jika salah seorang diantara kalian tertarik kepada seorang wanita, maka hendaklah dia mengingat-ingat keburukannya.” Mempertimbangkan kelanjutan yang baik dan kesembuhan yang terjadi di kemudian hari dan sebaliknya mempertimbangkan penderitaan yang semakin menjadi-jadi sebagai akibat menuruti kenikmatan hawa nafsu yang semu.


6. Menghinakan diri sendiri ketika tunduk kepada hawa nafsu, sebab tidaklah seseorang menuruti hawa nafsunya melainkan pasti akan mendapatkan kehinaan pada dirinya.
Jangan tertipu kehebatan dan kesombongan orang-orang yang mengikuti nafsunya, padahal dilihat dari batinnya, mereka adalah orang-orang yang paling hina dina. Orang seperti itu memadukan antara kesombongan dengan kehinaan

 7. dengan menundukkan pandangan
karna, dengan menundukka pandangan insya allah, kita akan terhindar dari pikiran - pikiran kotor yang nantinya akan menyebabkan perbuatan dosa.




oke ,... sudah tahukan caranya mengontrol diri dengan menahan hawa nafsu ??


baik, kalau begitu kita akan membahas  yang kedua yaitu,mengontrol diri terhadap emosi atau amarah yang sedang bergejolak





1.     Dengan mengetahui penyebab munculnya emosi
Hasil gambar untuk penyebab munculnya emosi
Tips pertama dalam mengendalikan emosi untuk menjadi seseorang yang pandai dalam mengendalikan emosi yaitu dengan mengenali terlebih dahulu diri kita secara lebih dalam. Dalam hal ini disaat kita mulai merasakan emosi yang memuncak atau emosi yang akan keluar maka perlu kita cermati kenapa hal itu bisa terjadi, sehingga kita tau beberapa hal yang dapat memicu emosi kita. Kemudian kenali gerak tubuh yang menunjukkan kita sedang emosi, seperti tangan yang mulai berkeringat, jantung tang seakan berdetak lebih kencang dll, karena jika kita mengetahui hal ini maka kita dapat menghindari emosi yang memuncak jika dapat meminimalisir akar dari hal itu.

2. Memberi otak lebih banyak waktu untuk berfikir

Hasil gambar untuk otak dan waktu
Kadang kita disaat emosi memuncak selalu melakukan sesuatu hal secara tiba-tiba yang pada akhirnya hanya akan membuat kita merasa menyesal pada apa yang telah kita lakukan. Maka penelitian menyebutkan salah satu cara mengendalikan emosi adalah dengan berhenti mengerjakan sesuatu selama 6 detik, karena dapat mengurangi tingkat emosi kita. Hal itu juga dapat membuat otak kita lebih mengajak kita untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan dan dampaknya, untuk mengetahui benar dan salahnya apa yang akan kita lakukan.

3.     Lebih fokus kepada hal yang bisa kita kontrol
Mengenai sulitnya seseorang dalam mengendalikan emosi diri biasanya karena faktor dari luar. Seringkali yang dapat menyulut emosi kita karena faktor eksternal yang kurang dapat kita kendalikan, seperti bos yang sangatlah galak, atau kemacetan jalan dan juga teman kerja yang selalu bertindak ceroboh. Maka semua itu adalah hal diluar kemampuan kita untuk dapat mengubahnya. Sehingga untuk menanggapi semua itu maka sebaiknya kita mengerjakan apa yang dapat kita kerjakan, abaikan mereka untuk sementara dengan bekerja yang sungguh-sungguh dll.
   
  4. jangan marah, kecuali karena Allah SWT. Menurut Syekh Sayyid Nada, marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan mendapatkan amal. Misalnya, marah ketika menyaksikan perbuatan haram merajalela. Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah diabaikan merupakan contoh marah karena Allah.
"Seorang Muslim hendaknya menjauhi kemarahan karena urusan dunia yang tak mendatangkan pahala," tutur Syekh Sayyid Nada. Rasulullah SAW, kata dia, tak pernah marah karena dirinya, tapi marah karena Allah SWT. Nabi SAW pun tak pernah dendam, kecuali karena Allah SWT.

5. berlemah lembut dan tak marah karena urusan dunia. Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, sesungguhnya semua kemarahan itu buruk, kecuali karena Allah SWT. Ia mengingatkan, kemarahan kerap berujung dengan pertikaian dan perselisihan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar dan bisa pula memutuskan silaturahim.

6. mengingat keagungan dan kekuasaan Allah SWT. "Ingatlah kekuasaan, 
 Hasil gambar untuk mengingat keagungan allah
perlindungan, keagungan, dan keperkasaan Sang Khalik ketika sedang marah," ungkap Syekh Sayyid Nada. Menurut dia, ketika mengingat kebesaran Allah SWT, maka kemarahan akan bisa diredam. Bahkan, mungkin tak jadi marah sama sekali. Sesungguhnya, papar Syekh Sayyid Nada, itulah adab paling bermanfaat yang dapat menolong seseorang untuk berlaku santun (sabar).

7. menahan dan meredam amarah jika telah muncul. Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, Allah SWT menyukai seseorang yang dapat menahan dan meredam amarahnya yang telah muncul. Allah SWT berfirman, " … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran:134).
Menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bahri, ketika kemarahan tengah me muncak, hendaknya segera menahan dan meredamnya untuk tindakan keji. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki." (HR Ahmad).


8.berlindung kepada Allah ketika marah. Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya." (HR Ibu 'Adi dalam al-Kaamil.) 


9. diam. Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad). Terkadang orang yang sedang marah mengatakan sesuatu yang dapat merusak agamanya, menyalakan api perselisihan dan menambah kedengkian.



10. mengubah posisi ketika marah. Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).

11.berwudhu atau mandi. Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api setan yang 
Hasil gambar untuk berwudhu
dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. "Maka dari itu, wudhu, mandi atau semisalnya, apalagi mengunakan air dingin dapat menghilangkan amarah serta gejolak darah," tuturnya, Kesembilan, memeberi maaf dan bersabar. Orang yang marah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT memuji para hamba-Nya "... dan jika mereka marah mereka memberi maaf." (QS Asy-Syuura:37).



Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lembut, santun, dan pemaaf kepada orang yang bersalah. "... dan ia tak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun ia memaafkan dan memberikan ampunan... " begitu sifat Rasulullah SAW yang tertuang dalam Taurat, kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS.


No comments